where to start

where to start by ismi

Halo,

Apakabar?

Semoga selalu diberi kekuatan dan keberkahan, khususnya untuk kamu yang lagi baca postingan ini. Kamu juga yang lagi disana *ehem*

Yak kamu!

#ehh

Ehm kamu deng yang lagi mengkerut alisnya

 ***

W H E R E  T O  S T A R T

Alhamdulillah wa syukurillah. Saya yakin sekali bahwa Allah gak akan kasih saya kesempatan ruang, waktu, dan rasa. Begitu pula dengan alam yang tak enggan menemani saya sedikit demi sedikit berusaha memperindah hidup. Yup, tanpa melalui itu semua, gak akan ada hikmah dibalik tiap warnanya.

 ***

Jika seandainya saya tidak ditakdirkan untuk diberi kebebasan memilih sekolah yang cukup memberi arti bagi saya, saya gak akan pernah merasakan indahnya masa itu. Terlebih bisa tersenyum manis jika mengingat kembali masa berseragam ‘putih abu-abu’. Basic dari keyakinan saya, yakni Allah Maha Mendengar, Allah Maha Pemberi Petunjuk, tentunya Allah Maha Besar. Ini hukum pasti, bahwa hanya ALLAH yang bisa melebihi dari segalanya.

Oleh karena itu, kisah saya kali ini memang bisa dikatakan telah usai. #ceilaa Mengapa begitu? Hmm saya pastikan, ini bukan karena saya berpasrah hati & fisik atau bahkan lelah dan berpangku diri untuk meraih sesuatu. Kisah ini tidak sekedar membicarakan tentang perjuangan saya terhadap mimpi tetapi proses yang saya jalani selama mimpi itu bisa saya rasakan ditiap inci dari progress yang menurut saya ini cukup rumit.

 ***

Saya ikhlaskan secara tertulis jika hati saya sudah rela semenjak malam hari yang lalu. Tepatnya tanggal 13 Februari 2013 pukul 21:41 WIB. Fix, saya harus berlapang dada, tidak lebih.

Maaf jika ini terkesan melebih-lebihkan, tapi saya akui bahwa kenyataan memang terasa lebih melebih-lebihkan hidup saya yang biasa saja pada umumnya. Sebuah harapan yang saya genggam selama 9 tahun memang harus saya jalani dengan kekuatan melebih-lebihkan. Supaya apa? Supaya mimpi besar saya bisa saya perjuangkan. Urusan akhir, hanya Allah yang tahu dan tentukan seberapa pantas akhirnya kelak. Tentunya, sesuai dengan usaha dan kesabaran di tiap prosesnya kan yaa. Ini hukum mutlak sobat! I’m believe it!

***

Say thanks to Allah Subhanahuwata’ala untuk pemberian ruang, waktu, dan rasa yang saya pegang selama 9 tahun ini. Memang semua yang diciptakan olehNya pasti ada hikmah dan manfaatnya. Walaupun terkadang keinginan untuk lebih masih saja terpendam di sini. (baca: hati) Begitu banyak kekuatan besar, keyakinan hati yang terilhami, kebaikan alam dalam mewujudkan cita, bahkan silaturahmi saudara yang terwujud disetiap usaha saya.

 ***

Hasil dari penantian sembilan tahun, Alhamdulillah saya temukan di bulan kelahiran saya ini.

Memang benar kata orang, hidup itu tak khayalnya seperti sebuah permainan puzzle.

Rangkaian moment ditiap kepingan puzzle pasti memiliki peranannya masing-masing sehingga terwujud hanya sebuah puzzle yang sesungguhnya tersusun rapi.

Perjalanan 9 tahun ini rasanya kayak lagi ngemut permen asem, terus diselingi lollypop alphenlibe, jadi ada rasa manisnya gitu.

Alur pada postingan kali ini sengaja saya buat kacau. Maaf yah..

Berhubung waktu saya untuk urusan ketik mengetik di dunia blog ini agak kurang, kisah selama 9 tahun ini akan saya haturkan di postingan berikutnya. Tapi tenang, point pentingnya udah saya siapkan di sini.

Berharap melalui tulisan ini bisa diabadikan tiap pembelajarannya dan cukup abaikan segala keburukannya.

 Point-nya:

JAWABAN INDAH ITU LAHIR KETIKA BERUSAHA MAKSIMAL, WALAU BERBELOK, HARUS TETAP DIIRINGI KEIKHLASAN KARENA AZZAM

just a little discuss

cahaya al-quran

Gak sengaja saya kesasar di salah satu website yang cukup bagus untuk dipetik ilmu-ilmunya.

Ada topik yang saya sedang coba telaah, karena akhir-akhir ini saya agak malas membaca buku yang seharusnya diilhami oleh setiap umat-Nya.

Untunglah, setelah saya mengetik keywords di kotak mbah Google dan langsung bisa terjawab apa yang saya cari.

Berikut ketikan-ketikan huruf yang sudah saya rangkum beberapa.

Ada baiknya dilihat sejenak 🙂

“AL QURAN PEMBUKA PINTU SUKSES”

Karya: IIS NINGSIH

FIKSI, 11 Oktober 2012

Sumber: fiksi.kompasiania.com

     Suatu hari ada seorang pengusaha muda dari kota Malang yang namanya Tegar Prasetya Abadi. Nama yang penuh makna dan harapan bagi kedua orang tuanya agar nantinya menjadi seorang pemuda yang tegar dalam menghadapi segala cobaan dan rintangan hidup. “Tegar” panggilan sehari-harinya.

. . .

     Ternyata tak disangka-sangka harapan itu di dengar oleh Allah dengan memberinya cobaan yang sangat besar dan begitu berat kepada Tegar Prasetya Abadi. Saat itu usaha sudah berjalan lancer dan maju tetapi tak disangka tiba-tiba usaha itu mengalami kebangkrutan yang sangat fatal. Inilah awal dari permasalahan yang mana tidak pernah terpikir di dalam benaknya Tegar jikalau akan mendapat masalah yang besar bahkan dia juga tidak menyangka kalau masalahnya menjadi tambah besar dan semakin rumit.

     Tegar sudah mempunyai banyak hutang dimana-mana. Berbagai usaha telah dilakukan untuk mencari jalan keluar dari permasalah tersebut tetapi tidaklah berhasil dan dia benar-benar tidak bisa menyelesaikan masalah tersebut. Dia hampir putus asa tetapi sesuai dengan namanya “Tegar” di dalam benak hatinya berkata kalau dia tetap akan terus berusaha tegar menghadapi segala cobaan yang diberikan oleh Allah tersebut.

. . .

     Akhirnya Tegar mengalami dua dilema yang sangat hebat, yaitu dihadapkan pada dua pilihan yang sangat rumit untuk di pilih salah satu untuk dapat menyelesaikan masalah tersebut. Dua pilihan itu adalah:

  1. Di penjara
  2. Semua rumah diambil atau disita

     Tegar berfikir keras terhadap dua pilihan tersebut, jikalau dia mengambil pilihan yang pertama “di penjara” maka hidupnya benar-benar sudah tidak berguna lagi bagi dirinya sendiri, kedua orang tuanya dan keluarganya serta orang lain, selain itu dia juga takut imagenya jatuh jelek di mata orang-orang dan keluarganya jika memutuskan untuk masuk penjara. Sedangkan bila mengambil pilihan yang kedua “semua rumah di ambil” maka keluarganya dan dirinya mau tinggal dimana?

    Dia merenung di kamar berfikir dengan ditemani perasaan takut, sedih, bingung dan aliran air mata yang membasahi pipinya, benar-benar tak kuat. Tak lama setelah itu Allah memberikan petunjuk kepada Tegar. Tak terpikir sebelumnya di dalam benak Tegar untuk membaca Alquran tetapi tiba-tiba Tegar ingin membuka dan membaca Al-Quran. Tanpa berfikir lama langsunglah Tegar bergegas untuk berwudhu lalu membuka Al-Quran secara acak, terbukalah Al-Quran surat As-Shaf ayat 13 yang artinya: Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman.

     Dengan adanya petunjuk dari Allah tersebut membuat hati Tegar benar-benar yakin kalau permasalahan yang dihadapi bisa diselesaikan. Setelah itu Tegar membuat penafsiran sendiri tentang ayat tersebut, menurutnya ada dua point penting yang bisa di petik dari ayat As-Shaff ayat 13, yaitu:

  1. Sebuah pertolongan dari Allah
  2. Kemenangan yang dekat waktunya

. . .

     Jika mendapat masalah yang tidak ada jalan keluar, dilema terhadap dua pilihan maka sering-seringlah buka dan baca Al-Quran terjemahan secara acak karena itu yang akan memberikan jawaban dari permasalah tersebut, percayalah terkadang Allah memberikan cobaan kepada kita itu karena Allah sayang kepada kita dan ingin menguji keimanan, kesabaran kita, percayalah di balik kesulitan pasti ada kemudahan dan semuanya tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini jika Allah sudah menghendaki maka “kun fayakun” terjadilah.

al mujadilah

Hidup memang terlihat keras yah, apalagi kalau kita berani nonton berita-berita kriminal di televisi, rasanya kok bisa gitu ya terjadi?

Tapi saya yakin semua itu sudah ada di benak tiap pribadinya itu sendiri maka terjadilah.

Karena kita itu sesuai dengan apa yang kita pikirkan.

Yaa, ini bukan pembahasan yang tak asing lagi bukan.

Berkomentar rasanya sudah banyak wara-wiri di tiap ucapan orang pada umumnya.

Cukuplah title saya kali ini yang membatasinya dan cukup pula dibahas sedikit saja.

Hv a nice day! ^^

just a little discussion

sementara

Suatu pagi, kebaya putih dan jas putih sudah rapi dikenakan oleh kedua  mempelai. Percakapan di sudut ruang yang hening disertai suara burung-burung kecil yang berkicau. Sinar matahari sedikit demi sedikit menyelinap di antara tirai bambu sehingga bias cahaya yang tercipta menambah keromantisan kala itu. 

Jani  : Aku bahagia : )

Dika : Sama :’)

Percakapan yang terdengar sedikit seperti itu, terkesan sederhana, tapi manis.

Selamaat!

Semoga aura positif dan kebahagiaannya tertular ke orang sebelah ya ;p

Lelaki yang Gemar Menanam Hujan

ayahku adalah lelaki yang gemar menanam hujan di doa ibu

pagi pagi sekali ia sudah bangun, berwudhu, lalu sujud sambil berdoa agar tanah mau menerima pinangannya

rumput kala pagi

*****

          Beberapa waktu terakhir ini aku merasakan perih, pedih di sekeliling tubuhku. Mungkin tepatnya di hati. Beberapa waktu belakangan ini aku hampir tak mampu berdiri menatap pagi, selalu nanar. Beberapa waktu. Ah, sudahlah, aku tak mau juga berpanjang kalam, membuat kalian yang membaca menjadi marah padam.

*****

         Suatu ketika aku membaca beberapa ujaran teman-teman di lini masa jejaring sosial mereka. Mereka tampaknya sedang asyik masyuk mempersalahkan orang miskin di negeri ini. Membicarakan kemalasan orang-orang miskin di negeri ini lebih tepatnya. Ah, ingin kusumpal saja mulut mereka, tetapi buru-buru kuurungkan niatku, jelas itu tak akan banyak bermanfaat karena sekarang bukan lagi masanya lidah untuk mengumpat, jarilah yang menggantikannya. Lidah hanya perlu mengerjakan tugasnya dalam perkara jilat-menjilat. Tentu dalam pengertian harfiah.

         Boleh jadi mereka ada benarnya. Bahwa orang miskin itu terus miskin karena mereka malas. Tak mau membanting tulang. Tak mau kaki jadi kepala, kepala jadi kaki. Tapi, ah mengapa itu tak kutemukan pada orang yang kuyakin sekarang masih berada di ladangnya. Menyangkul petak-petak sempit itu seorang diri ditemani pekik lutung yang sesekali menunjukkan anak yang baru dilahirkannya. Yang senantiasa kebingungan ketika harga gabah begitu mahal ketika musim menanam dan ia membutuhkannya dan tak bisa berbuat apa-apa ketika gabah mendadak turun saat panen tiba. Ketika langit mulai merona merah barulah ia membersihkan diri, bergegas pulang untuk menjadi imam Maghrib berjamaah di masjid samping rumah.

       Adakah bisa tak sakit hatiku, ketika teman-temanku itu masih saja mencela orang-orang miskin karena hanya bekerja keras tak pernah bekerja cerdas. Hanya pakai otot nyaris tanpa otak.

       Duhai kawan, mungkin saja kamu benar. Hanya, tak sampai hati kubilang seperti itu pada pria itu. Pria yang hampir setiap hari berangkat ketika langit masih gelap. Entahkan hujan rintik turun atau hanya lembab embun. Pria yang tak kuasa meneriakkan protes entah pada siapa tentang betapa mahalnya pupuk yang perlu ditabur di tanahnya. Pria yang tak pernah tahu, bagaimana cara memberi masukan ke pemerintah bagaimana cara untuk menurunkan harga pembasmi hama. Pria yang nyaris tak terpikirkan untuk mencaci yang berkuasa karena tak ada jalan dan angkutan yang baik untuk membawa bulir-bulir padinya dari tanah berlumpur ini. Bagaimana mungkin pria yang setiap hari membangunkan ibuku itu, membasuh matanya dengan doa-doa di sepertiga malam itu kusebut dengan nyaris tanpa nurani, sebagai pria tak berotak.

another world

saat ufuk terbelah, ayahku sudah berada di kebunnya

cangkul dipapahnya, dan benihbenih hujan

masih berada disebuah kantong yang ia ikat dengan sempurna

sesempurna jabat ibu yang melepas ayah dari pakaian dapurnya yang tegar

         Ah, aku bayangkan sekarang pria itu dengan sisa kegagahannya mulai menatap ke Timur. Seakan tak ia biarkan matahari mendatanginya, ia yang harus segera menjemput benda itu. Menarik-nariknya dari peraduan semalam suntuknya. Kadang kasihan juga aku pada matahari, mungkin saja ia belum lepas dari kantuknya. Apa boleh buat lelaki miskin itu tak kuasa menahan senyum, ingin segera menghampiri kebun. Tentu saja dengan bekal jabat tangan istrinya yang senantiasa bersetia menyiapkan beberapa potong ubi goreng dan teh manis hangat. Ah, selalu sempurna, meski tak seberapa jika memakai perhitungan harga.

*****

          Pernah aku bertanya pada laki-laki yang aku rindukan genggam tangannya itu, mengapa ia tak beralih kerja ke tempat yang tak membuat tubuh terlalu lelah. Ia pun segera menjawab tangkas ujaranku dengan telak, bahwa Tuhan tak akan pernah mengecewakan hambaNya, bahwa kitalah yang lebih sering kecewa ketika takdir itu belum sepenuhnya berakhir. Aku terpukul, pendidikan tinggiku tak berkutik.

           Jelas aku bisa melanjutkan pendidikan sejauh ini, merantau sejauh ini, bertahan sejauh ini, dari belas kasih takdir tetapi bagaimana aku tega untuk mengatakan bahwa pria ini mengabaikan pendidikanku. Ketika aku mengatakan padanya, bukankah jika bekerja di tempat yang lebih baik mungkin akan mendapat penghasilan lebih baik dan bisa untuk biaya pendidikan anak-anaknya. Lalu ia menyambung kembali, ah, tak kuasa sebenarnya aku melayangkan jari menulisnya, ia hanya berkata maafkan saya, saya hanya tak tahu jika saya tak melakukan ini tanah itu akan menjadi telantar, tidak ada yang mau mengurusnya. Saya diberi amanah untuk mengurusnya, saya pun diberi amanah untuk mengurusmu, saya sedapat mungkin menyelesaikan dua-duanya sebaik-baiknya, menurut saya.

ayahku menanam hujan dengan sangat hati-hati

sebagaimana ia hati-hati menyimpan ibu

dalam setiap benih hujan yang mekar

yang ditanaminya dengan tangannya sendiri, seperti waktu menanam ibu.

 

           Aku pun merenung kembali, jika semuanya pastilah berpikir untuk keluar dari jerat kesusahan. Mungkin mereka hanya tak tahu cara terbaik meninggalkan yang sudah dikerjakan saat ini. Atau mungkin mereka hanya tak bisa meninggalkan apa yang sedang dikerjakan saat ini. Coba kita bayangkan, siapa pula yang mau bergumul dengan lumpur setiap hari. Coba pikirkan, siapa pula yang tak risih memaksa kaki masuk ke dalam comberan sepanjang matahari terlihat. Lalu, coba bayangkan, kalau semua sudah tak mau lagi berpeluh lumpur, bermandi kotoran, siapa yang akan melakukan itu. Siapa.

          Ah, pria itu masih saja dengan hati-hati menyiapkan istrinya untuk kuat. Bahwa hidup ini bukan perkara angka-angka. Ia tetap saja masih punya waktu membuatkan anak-anaknya layangan indah dengan tangannya sendiri. Sebagaimana ia hati-hati di sepuluh hari terakhir Ramadhan, mendekat pada ibunda, membawa beberapa meter kain untuk dijadikan pakaian baru di saat lebaran tiba.

Lalu, tegakah aku mengatakan pria ini tak ber…

Cerita pendek ini merupakan intrepretasi bebas saya atas puisi Hasrul Eka Putra yang berjudul “Lelaki yang Gemar Menanam Hujan” yang saya ambil dari majalah komunitas Langit Sastra 

-Muhammad Akhyar

Best Regards

i’m in intermezzo

intermezzo

You say good morning, and good evening

The day is done, and you’ve come to find

The words are fleeting, I hear your quiet breathing

Is something wrong?

You come on two knees, with more than two needs

Finding that it’s all too easy

To be helped and found

You slept and he said

(Chorus)

It is in you, to carry on

It is in you, to lay down fears that hold

It is in you, to find your way home

Daylight’s coming, the sun is blazing

New beginnings seep into you

But in the end it’s distant shadows

That finally overwhelm your senses

And this time around

Is it love that you crown?

And this time around

You’ll be more than who you are

It is in you, to carry on

It is in you, to lay down fears that hold

It is in you, to find your way home

Whoa oh oh oh…

Could you find yourself a way home?

It is in you, to carry on

It is in you, (ohh) to lay down fears that hold

It is in you, (ohh) to find your way home

i need another story [again]

         i need another story

         Sekedar berbagi pengalaman, dahulu saya pernah memiliki spirit of song. Tentunya ini merupakan efek dari kegalauan saya saat itu. Yak, walaupun hanya menghinggap seketika dan sesekali saja. Lagu yang pasti menemani saya dalam keadaan ini biasanya selalu lagu ini.

 secrets onerepublic

        Benang merah dari lagu di atas dengan kehidupan yang saya alami, dimulai dari rasa jatuh cinta saya dengan salah satu scene dari sebuah film yang cukup menarik. Berawal ketika saya diajak nonton bersama dengan seorang sahabat di Mall .. Indonesia tepatnya tahun 2010. Kami niatnya ingin nonton film Sherlock Holmes, tapi berhubung minggu depannya saya udah dijadwalkan untuk menonton film itu dengan seseorang, jadi akhirnya kami ganti opsi dengan film lain. Tentunya masih dengan jenis film yang sama dan waktu tayang yang masih sore, biar pulangnya gak kena macet di Kelapa Gading. Pilihan film pun jatuh pada The Sorcerer’s Apprentice. Sepertinya film ini cukup menjanjikan (efek lihat poster filmnya). Apalagi denger-denger film satu ini banyak menampilkan special effect yang canggih gitu. Lumayan lah jadi sedikit bikin penasarannya..

Sorcerers apprentice poster

          Saat pemutaran film, mulanya saya merasa bosan dengan alur cerita yang ditayangin karena alur ceritanya mundur-maju. Tetapi ada part yang membuat saya merasa ada sesuatu yang bisa dikatakan ‘wow’ dan cukup menyentuh.

dia

        Jadi, kisahnya si Dave, seorang pemuda biasa yang tiba-tiba mendapatkan kekuatan sihir sehingga berubah menjadi stronger. Dave memendam rasa dengan seorang teman kuliahnya. Pada saat Dave ingin memberikan kejutan untuk pujaan hatinya itu, Dave memperlihatkannya di dalam sebuah kotak unik di tengah-tengah ruangan yang cukup besar. Dave menunjukkan imajinasi level tingginya dengan cara yang kreatif dan sangat keren! Efek dari kekuatan sihir yang dimilikinya lalu dipadupadankan dengan ritme listrik yang di desain apik disertai musik pengantar yang keren banget. Kalau saja saya jadi pemeran wanitanya, pasti udah kelepek-kelepek deh! hahaha

the-sorcerers-apprentice-20100707093350601_640w

       Backsound dari part ini, Secrets by OneRepublic cocok banget dan terlihat amazing di mata saya saat itu. So romantic n’ dramatic! Sukses membuat saya melting lah ini ;D

*****

          Semenjak itu saya jadi demen banget dengerin lagunya. Terlebih di intro ada bunyi alunan instrumen cello. It sounds really wonderful! Beberapa playlist lama saya di handphone kalah deh sama satu lagu ini. Dalam satu hari saja saya bisa me-replay terus lagu ini sampai mau tidur. Makna liriknya juga pas banget dengan keadaan saya saat itu. Intinya, dari sebuah lagu saja bisa membuat saya good feeling plus hopefuling!

        Alhamdulillah, Allah mewujudkan impian kisah cinta saya melalui spirit yang ada di lagu itu. Walaupun di akhir kisahnya, saya terlalu berlebihan memaknainya sehingga segala sesuatu yang berlebihan itu Allah gak suka dan saya pun menerima ikhlas ganjarannya. Tapi setidaknya saya syukuri itu, hidup saya lebih bermakna untuk beberapa tahun berikutnya setelah menonton film ini dan mengagumi lagu ini.

I NEED ANOTHER STORY AGAIN, WITH YOU

Lima Kalinya Ibu Berbohong Kepadaku

Kisah dari seorang sahabat yang menginspirasi..

                Aku dan ibu tinggal di pinggiran kota Jakarta. Kami hidup sangat sederhana. Suatu hari, ketika aku masih kecil, kami sarapan bersama. Ibu selalu mengatakan “Makan nasi ini nak, ibu tidak lapar.” Ini pertama kalinya ibu berbohong kepadaku.

               Ketika hujan datang, ibuku tidak bisa membeli lauk atau sayur ke pasar. Lalu ia memancing ikan yang ada di kolam kecil halaman rumah. Saat berada di meja makan, ibu berkata “Makan ikan ini nak, ibu gak terlalu suka ikan.” Ini kedua kalinya ibu berbohong.

                Saat itu aku harus menjalankan ujian masuk SMP favorit. Ibu mengantarkanku sampai sekolah dengan berjalan kaki. Sebelum aku masuk kelas, ibu bergegas mencari segelas teh hangat dan memberikannya kepadaku. Lalu aku membagi air tehku ke ibu, tetapi ibu berkata “Minum saja nak, ibu tidak haus.” Ini Kebohongannya yang ketiga.

                Ketika aku sudah lulus SMA dan mendapat PTN di luar kota, aku menyambi kerja. Pada gaji pertamaku, aku kirim gajiku pada ibu di Jakarta. Tapi ibu berkata “Simpanlah uangmu nak, ibu masih punya persediaan.” Ini kebohongan ibu yang keempat.

                Hari terus berganti, ibu semakin tua dan mulai sakit-sakitan. Suatu ketika ibu masuk rumah sakit karena sakit kanker. Aku datang menjenguknya dari luar kota. Kemudian aku duduk di sebelah pembaringannya. Air mataku menetes, dan ibu berkata ”Sudahlah jangan menangis nak, ibu tidak kenapa-kenapa.” Inilah terakhir kebohongan ibu.

                Dan ini pula terakhir ibu menemaniku hidup di dunia, karena ia telah pergi selama-lamanya. Dan penyesalanku selama ini karena belum bisa berbuat suatu yang berharga untuk ibu. Cinta ibu memang tidak ada akhirnya dan itu yang akan selalu aku ingat sepanjang masa.

Ibu, Engkau lebih indah dari sejuta bunga matahari dikala pagi

glory shining bright

Lagu Kala Malam

Merdu Untukmu by Tulus

Merdu Untukmu

by: TULUS

Ku ingin bernyanyi, melekat di telingamu
Bingkai seisi semesta, semua yang bisa bernyanyi
Ku ingin bernyanyi, melekat di dalam hatimu
Bingkai beragam nada agar semua merdu untukmu

Ku ingin bernyanyi, melekat di dalam hatimu
Bingkai seisi semesta, semua yang bisa bercerita
Ku ingin bernyanyi, melekat di dalam hatimu
Bingkai beragam nada agar semua merdu untukmu

Ku ingin bernyanyi, melekat di telingamu
Bingkai seisi semesta, semua yang bisa bercerita
Ku ingin bernyanyi, melekat di dalam hatimu
Bingkai beragam nada agar semua merdu untukmu
Merdu untukmu, merdu untukmu